Wisatawan
yang berakhir pekan di tengah rimbunnya Kebun Raya Bogor, Jawa Barat pasti
tidak akan mengira. Ternyata, di dalam objek wisata tersebut ada tiga buah
makam yang dikeramatkan. Makam siapakah itu?
Makam tersebut terletak di sisi
barat Jembatan Merah.Bila dari pintu masuk Kebun Raya Bogor, tinggal belok
kanan sampai sebelum jembatan menuju lapangan utama, lalu belok kiri lurus
mengikuti jalan sekitar 200 meter.
Menurut
penuturan Abdurrahman (49) juru kunci pemakaman itu, makam tersebut merupakan
tempat peristirahatan terakhir Ratu Galuh Mangku Alam. Ratu Galuh adalah istri
dari Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Pajajaran. Di dalam kompleks yang sama
terdapat makam Mbah Japra, panglima perang Prabu Siliwangi, serta makam Mbah
Baul, patih Prabu Siliwangi. Keberadaan tiga makam itu dijadikan semacam bukti
akan adanya Kerajaan Pajajaran di wilayah Bogor.
Kompleks
Makam Ratu Galuh dilindungi pagar besi berwarna hijau dan diberi pintu. Makam
Ratu Galuh berada paling dekat dengan pintu pagar, dimana terdapat tempat
bersimpuh berlapis keramik yang cukup lega. Pada nisan makamnya terdapat
mahkota berwarna keemasan, menandai statusnya sebagai seorang ratu. Makam Mbah
Japra berada di lokasi yang lebih tinggi, dengan nisan berbentuk trisula dan
tameng, menandai perannya sebagai panglima perang. Sedangkan makam Mbah Baul,
yang posisinya tidak sejajar dengan kedua makam yang lain, berhias tangkai
cangkul dan nasi tumpeng, mungkin sebagai penanda bahwa tugas patih adalah
memakmurkan rakyatnya. Konon, dahulunya di area Kebun Raya Bogor terdapat Taman
Sipatahunan, semacam taman sari dari Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Ketiga makam tersebut dijaga oleh
satu juru kunci dan dua orang perawat makam. Juru kunci makam keramat ini
adalah Abdurrahman yang merupakan keturunan kedua dari juru kunci makam
keramat. Sebelumnya yang menjadi juru kunci makam adalah H Rahmat, ayah dari
Abdurrahman. Sedangkan yang menjadi perawat makam keramat saat ini dipegang
Atmawijaya dan Ugan, yang masih ada hubungan saudara juru kunci.
Menurut Abdurrahman makam keramat
ini sering didatangi oleh pengunjung."Tujuan dari mereka pun
bermacam–macam," ungkap Abdurrahman yang akrab disapa Pak Rahman ini.
Dia menambahkan, ada yang sekadar bersilaturahmi atau hanya melakukan napak tilas. Namun ada juga yang datang dengan maksud dan tujuan tertentu."Biasanya mereka yang datang dengan maksud dan tujuan tertentu itu kebanyakan berasal dari luar kota Bogor. Dulu ada juga yang sering berkunjung ke makam pada malam hari," jelasnya
Dia menambahkan, ada yang sekadar bersilaturahmi atau hanya melakukan napak tilas. Namun ada juga yang datang dengan maksud dan tujuan tertentu."Biasanya mereka yang datang dengan maksud dan tujuan tertentu itu kebanyakan berasal dari luar kota Bogor. Dulu ada juga yang sering berkunjung ke makam pada malam hari," jelasnya
Untuk mengunjungi atau berziarah di
makam ini, kata Pak Rahman tak ada syarat khusus. "Asalkan tubuh kita
bersih dari hadas dan disertai dengan niat yang baik," terang Pak Rahman
Lebih lanjut lelaki asli kelahiran Bogor
ini menuturkan, ada cerita menarik terkait makam keramat yang dijaganya ini.
"Jika ada orang yang ingin
berkunjung dan sebelumnya sudah janjian, biasanya pasti tidak jadi. Tak
tahu alasannya mengapa, yang pasti kunjungan ke makam keramat ini selalu gagal
bila janjian dulu," papar lelaki berperawakan tinggi ini.
Sementara, terkait dengan Mbah
Jepra, Abdurrahman menuturkan mereka yang paling banyak berziarah ke makam Mbah
Jepra adalah para pejabat dan paranormal. Namun warga biasa juga banyak yang
datang.
Untuk menghilangkan kesan musyrik
Abdurrahman mengingatkan, menziarahi makam Mbah Jepra sebenarnya hanya sebagai
wasilah (perantara) antara Tuhan dan manusia.
"Semuanya hanya Allah yang
menentukan, bukan kuburan. Jadi jangan minta-minta sama makam, tapi kepada
Allah," tandasnya. Dia juga mengingatkan untuk selalu menjaga zikir dan shalawat,
karena itu adalah jalan keutamaan dalam iman dan perjuangan.
Penjaga Kota Bogor
Mbah Jepra, menurut beberapa sumber
di Kota Bogor, dipercaya sebagai pepunden atau penjaga Kota Bogor. "Dipercaya
Kota Bogor ada yang menjaga. Ya, Mbah Jepra
itu," ujarnya. Hal itu terbukti, dari keberadaan Bogor yang terbilang
aman-aman saja. Adanya keyakinan inilah, kata Abdurrahman, yang
menyebabkan banyak orang berziarah ke makam Mbah Jepra.
Siapa sebenarnya Mbah Jepra, sampai
saat ini masih simpang siur. Karena selain keterangan Abdurrahman di atas, ada
juga pendapat lain.
Di kalangan pecinta habaib Kota
Bogor, Mbah Jepra diyakini sebagai Sayyid Ja’far al-Idrus. Beliau adalah
seorang habib yang berhasil menaklukkan komunitas jin yang menguasai Bogor saat
pertama kali sang habib menginjakkan kaki ke tempat yang awalnya masih hutan
itu. Sayyid Ja’far dikenal sebagai ahli ilmu Mahabbah yang dapat membuat
seorang wanita yang memandangnya terpikat. Setelah berhasil menaklukkan para
jin yang bersemayam di hutan peninggalan Pajajaran itu, Sayyid Ja’far tinggal
menetap di di tempat itu hingga akhir hayatnya.
Sementara itu pendapat berbeda
dilontarkan Hasnan Habib, seorang pemerhati sejarah Mataram Islam peninggalan
Panembahan Senopati. Lelaki yang tinggal di Tapos, Kota Depok ini menuturkan
bahwa Ki Jepra adalah keturunan Prabu Siliwangi.Pekerjaannya adalah pembuat
perhiasan dan senjata. Dia tinggal di Bogor Lama yang berlokasi di sekitar
Jalan Paledang sekarang. Paledang adalah sebutan untuk orang yang bekerja
membuat perhiasan dan senjata. Ia adalah mantan pejuang Mataram yang pernah
berjuang di Jepara pada 1618 saat markas VOC Belanda di Jepara dihancurkan oleh
pasukan Patih Bahurekso, panglima perang Mataram saat itu. Ki Jepra bersahabat
sekaligus bermisan dengan Ki Bagus Wanabaya, putra Ki Ageng Mangir dan Putri
Pembayun, putri Panembahan Senopati yang setelah wafat diyakini dimakamkan di
Kompleks Kramat Pebayunan, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.
Kejadian
Aneh
Menurut Abdurrahman,
banyak orang hilir mudik di Kebun Raya, bahkan di sekitar makam Ratu Galuh itu
sendiri. Mereka tak menyadari jika tempat yang mereka pijak adalah wilayah
keramat dari kerajaan Galuh Pakuan. Mereka hura-hura, pacaran, bahkan buang air
kecil di sembarang tempat. Belum lagi perlakuan semberono lainnya.
Lelaki berusia
46 tahun ini menceritakan, pernah salah seorang pengujung tiba-tiba jatuh tak
sadarkan diri dan ketika siuman suaranya berubah. Kebun Raya Bogor memang bukan
tempat sembarangan. Kawasan itu masih dinaungi karomah Eyang Ratu Galuh.
"Ternyata dia kemasukan dedemit penjaga jembatan gantung,” kata
Abdurrahman.
Memang banyak
pengunjung mengalami kejadian aneh yang sulit diterima oleh akal sehat. Beberapa
waktu lalu, dua orang muda-mudi sedang asyik bercumbu di bawah pohon waru
besar. Sang pria pamit untuk buang air kecil, namun ketika kembali ia tak
menemukan kekasihnya. Bahkan setelah ditunggu berjam-jam sang kekasih itu tak
pula kunjung datang. Karena putus asa, lelaki yang sebut saja bernama Asikin
itu langsung pulang.
Esok harinya,
dengan keluarganya dan keluarga pacarnya ia kembali mencari-cari ke setiap
pelosok kebun tersebut. Hasilnya tetap nihil, bahkan saat itu petugas keamanan
Kebun Raya pun ikut membantu mencari gadis yang hilang tadi. Sayang, hingga
hari menjelang sore sang gadis tetap tidak diketahui di mana rimbanya. Lalu
seorang petugas keamana berinisiatif minta bantuan juru kunci makam Ratu Galuh.
Setelah diselidiki sang juru kunci, gadis yang sebut saja bernama Dina itu,
ternyata masih ada di sekitar Kebun Raya.
Dari hasil
komunikasi juru kunci dengan makhluk gaib penghuni Kebun Raya diketahui,
ternyata Asikin dan Dina, beberapa saat sebelum Dina menghilang keduanya sempat
melakukan perbuatan tidak senonoh. Mereka sempat melakukan hubungan layaknya
suami isteri. Dengan sangat menyesal, Asikin mengakui segala perbuatannya.
Melalui proses yang cukup rumit, akhirnya juru kunci pun mempersilahkan mereka
kembali.
"Jika
penghuni gaib itu, mengampuni perlakuan kalian, Dina akan kembali besok sore. Namun
jika tidak Dina akan menjadi budak di alam gaib," tutur Abdurrahman.
Kebun Raya Bogor
memang menyimpan sejuta misteri, beberapa tempat angker di sana masih dihuni
makhluk halus sebagai tempat tinggal mereka.
Syukur, nasib Dina
masih beruntung. Setelah empat hari raib ia kembali terlihat di areal Kebun
Raya. Namun kondisi Dina saat itu sangat mengkhawatirkan, ia seperti orang
kehilangan akal. Tertawa cekikikan seperti kuntilanak dan kadang menangis
tersedu seperti orang sakit hati. Akhirnya Dina dikembalikan pada keluarganya.
Jangan
Sembrono
Abdurrahman
menyarankan agar pengunjung Kebun Raya tidak sembrono dan jangan sekali-kali
berlaku tidak senonoh. Kalaupun kelakuan tak senonoh itu tidak diketahui orang
lain, namun hal itu tetap diketahui makhluk halus penghuni Kebun Raya ini.
"Kebun ini dibangun sebagai tempat rekreasi dan istirahat keluarga.Kalau
pun mau pacaran silahkan, tapi jangan kelewatan," tuturnya.
Masih menurut
penuturan Abdurrahman, kerajaan makhluk halus penghuni Kebun Raya Bogor
khususnya dan seluruh kota Bogor umumnya sebenarnya terpusat di makam Ratu
Galuh. Dalam sejarah tak tertulis Kerajaan Galuh Pakuan, Ratu Galuh dipercaya
sebagai permaisuri Prabu Siliwangi.
Sayang, tak secuilpun catatan tersimpan yang dapat membuktikan eksistensi Ratu
Galuh sebagai isteri Sang Prabu Siliwangi. Bahkan keberadaan sang prabu sendiri
masih menjadi pertanyaan di masyarakat. Namun demikian toh masyarakat Jawa
Barat (Sunda-Red.) tetap mengakui eksisteni Prabu Siliwangi sebagai raja dan
cikal bakal nenek moyang mereka.
Bahkan, beberapa
kalangan spiritualis meyakini, Kebun Raya Bogor semula adalah Taman
Sipatahunan, Taman Sari dari kerajaan Galuh Pakuan.Seiring dengan hancurnya
kerajaan itu, mereka seakan ingin meninggalkan bukti kepada para penerusnya,
bahwa di tanah itu pernah ada suatu kerajaan yang besar dan berjaya. Oleh
karena itu jangan heran, jika pada bulan-bulan tertentu banyak para sepuh yang
datang ke Kebun Raya Bogor untuk mengambil air Sipatahunan, air kehidupan yang
diyakini hanya keluar sekali dalam setahun.
Sumur tua yang bernama Sumur
Sipatahunan inisering luput dari perhatian orang. Maklum, untuk melihat sumur
tersebut orang harus melewati jembatan gantung yang sangat menakutkan. Bila
diinjak, jembatan itu akan bergoyang-goyang.
Konon, setiap bulan maulud atau
Rabiul Awwal dan bulan Suro atau Muharram banyak pengunjung yang ingin
mengambil air dari sumur ini. Mereka percaya, air tersebut dapat menyucikan
jiwanya.Terlebih, ada anggapan bila air tersebut mempunyai beberapa kelebihan.
Menurut keterangan Abdurrahman, rasa
air sumur tua itu bila diminum akan berbeda-beda rasanya antara orang yang satu
dengan yang lain. Padahal mereka meminumnya pada waktu yang bersamaan.
Sedangkan khasiatnya, masih kata
Abdurrahman, air tersebut dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang
diderita seseorang. Air tersebut sangat manjur untuk menyembuhkan sakit mata
(rabun) dan penyakit hilang ingatan. Itulah sebabnya, sumur tua itu sering
didatangi oleh pengunjung yang ingin sembuh dari penyakitnya pada kedua bulan
yang dianggap sacral itu untukdiambilberkahnya. (Asep)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar