Senin, 31 Oktober 2016

Makam Keramat Di Kebun Raya Bogor



Wisatawan yang berakhir pekan di tengah rimbunnya Kebun Raya Bogor, Jawa Barat pasti tidak akan mengira. Ternyata, di dalam objek wisata tersebut ada tiga buah makam yang dikeramatkan. Makam siapakah itu?
Makam tersebut terletak di sisi barat Jembatan Merah.Bila dari pintu masuk Kebun Raya Bogor, tinggal belok kanan sampai sebelum jembatan menuju lapangan utama, lalu belok kiri lurus mengikuti jalan sekitar 200 meter.
Menurut penuturan Abdurrahman (49) juru kunci pemakaman itu, makam tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir Ratu Galuh Mangku Alam. Ratu Galuh adalah istri dari Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Pajajaran. Di dalam kompleks yang sama terdapat makam Mbah Japra, panglima perang Prabu Siliwangi, serta makam Mbah Baul, patih Prabu Siliwangi. Keberadaan tiga makam itu dijadikan semacam bukti akan adanya Kerajaan Pajajaran di wilayah Bogor.
Kompleks Makam Ratu Galuh dilindungi pagar besi berwarna hijau dan diberi pintu. Makam Ratu Galuh berada paling dekat dengan pintu pagar, dimana terdapat tempat bersimpuh berlapis keramik yang cukup lega. Pada nisan makamnya terdapat mahkota berwarna keemasan, menandai statusnya sebagai seorang ratu. Makam Mbah Japra berada di lokasi yang lebih tinggi, dengan nisan berbentuk trisula dan tameng, menandai perannya sebagai panglima perang. Sedangkan makam Mbah Baul, yang posisinya tidak sejajar dengan kedua makam yang lain, berhias tangkai cangkul dan nasi tumpeng, mungkin sebagai penanda bahwa tugas patih adalah memakmurkan rakyatnya. Konon, dahulunya di area Kebun Raya Bogor terdapat Taman Sipatahunan, semacam taman sari dari Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Ketiga makam tersebut dijaga oleh satu juru kunci dan dua orang perawat makam. Juru kunci makam keramat ini adalah Abdurrahman yang merupakan keturunan kedua dari juru kunci makam keramat. Sebelumnya yang menjadi juru kunci makam adalah H Rahmat, ayah dari Abdurrahman. Sedangkan yang menjadi perawat makam keramat saat ini dipegang Atmawijaya dan Ugan, yang masih ada hubungan saudara juru kunci.
Menurut Abdurrahman makam keramat ini sering didatangi oleh pengunjung."Tujuan dari mereka pun bermacam–macam," ungkap Abdurrahman yang akrab disapa Pak Rahman ini.
Dia menambahkan, ada yang sekadar bersilaturahmi atau hanya melakukan napak tilas. Namun ada juga yang datang dengan maksud dan tujuan tertentu."Biasanya mereka yang datang dengan maksud dan tujuan tertentu itu kebanyakan berasal dari luar kota Bogor. Dulu ada juga yang sering berkunjung ke makam pada malam hari,"  jelasnya
Untuk mengunjungi atau berziarah di makam ini, kata Pak Rahman tak ada syarat khusus. "Asalkan tubuh kita bersih dari hadas dan disertai dengan niat yang baik," terang Pak Rahman
Lebih lanjut lelaki asli kelahiran Bogor ini menuturkan, ada cerita menarik terkait makam keramat yang dijaganya ini.
"Jika ada orang yang ingin berkunjung dan sebelumnya sudah janjian, biasanya pasti tidak jadi.  Tak tahu alasannya mengapa, yang pasti kunjungan ke makam keramat ini selalu gagal bila janjian dulu," papar lelaki berperawakan tinggi ini.
Sementara, terkait dengan Mbah Jepra, Abdurrahman menuturkan mereka yang paling banyak berziarah ke makam Mbah Jepra adalah para pejabat dan paranormal. Namun warga biasa juga banyak yang datang.
Untuk menghilangkan kesan musyrik Abdurrahman mengingatkan, menziarahi makam Mbah Jepra sebenarnya hanya sebagai wasilah (perantara) antara Tuhan dan manusia.
"Semuanya hanya Allah yang menentukan, bukan kuburan. Jadi jangan minta-minta sama makam, tapi kepada Allah," tandasnya. Dia juga mengingatkan untuk selalu menjaga zikir dan shalawat, karena itu adalah jalan keutamaan dalam iman dan perjuangan.

Penjaga Kota Bogor
Mbah Jepra, menurut beberapa sumber di Kota Bogor, dipercaya sebagai pepunden atau penjaga Kota Bogor. "Dipercaya Kota Bogor ada yang menjaga. Ya,  Mbah Jepra itu," ujarnya. Hal itu terbukti, dari keberadaan Bogor yang terbilang aman-aman saja. Adanya keyakinan inilah, kata  Abdurrahman, yang menyebabkan banyak orang berziarah ke makam Mbah Jepra.
Siapa sebenarnya Mbah Jepra, sampai saat ini masih simpang siur. Karena selain keterangan Abdurrahman di atas, ada juga pendapat lain.
Di kalangan pecinta habaib Kota Bogor, Mbah Jepra diyakini sebagai Sayyid Ja’far al-Idrus. Beliau adalah seorang habib yang berhasil menaklukkan komunitas jin yang menguasai Bogor saat pertama kali sang habib menginjakkan kaki ke tempat yang awalnya masih hutan itu. Sayyid Ja’far dikenal sebagai ahli ilmu Mahabbah yang dapat membuat seorang wanita yang memandangnya terpikat. Setelah berhasil menaklukkan para jin yang bersemayam di hutan peninggalan Pajajaran itu, Sayyid Ja’far tinggal menetap di di tempat itu hingga akhir hayatnya.
Sementara itu pendapat berbeda dilontarkan Hasnan Habib, seorang pemerhati sejarah Mataram Islam peninggalan Panembahan Senopati. Lelaki yang tinggal di Tapos, Kota Depok ini menuturkan bahwa Ki Jepra adalah keturunan Prabu Siliwangi.Pekerjaannya adalah pembuat perhiasan dan senjata. Dia tinggal di Bogor Lama yang berlokasi di sekitar Jalan Paledang sekarang. Paledang adalah sebutan untuk orang yang bekerja membuat perhiasan dan senjata. Ia adalah mantan pejuang Mataram yang pernah berjuang di Jepara pada 1618 saat markas VOC Belanda di Jepara dihancurkan oleh pasukan Patih Bahurekso, panglima perang Mataram saat itu. Ki Jepra bersahabat sekaligus bermisan dengan Ki Bagus Wanabaya, putra Ki Ageng Mangir dan Putri Pembayun, putri Panembahan Senopati yang setelah wafat diyakini dimakamkan di Kompleks Kramat Pebayunan, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.

Kejadian Aneh
Menurut Abdurrahman, banyak orang hilir mudik di Kebun Raya, bahkan di sekitar makam Ratu Galuh itu sendiri. Mereka tak menyadari jika tempat yang mereka pijak adalah wilayah keramat dari kerajaan Galuh Pakuan. Mereka hura-hura, pacaran, bahkan buang air kecil di sembarang tempat. Belum lagi perlakuan semberono lainnya.
Lelaki berusia 46 tahun ini menceritakan, pernah salah seorang pengujung tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri dan ketika siuman suaranya berubah. Kebun Raya Bogor memang bukan tempat sembarangan. Kawasan itu masih dinaungi karomah Eyang Ratu Galuh. "Ternyata dia kemasukan dedemit penjaga jembatan gantung,” kata Abdurrahman.
Memang banyak pengunjung mengalami kejadian aneh yang sulit diterima oleh akal sehat. Beberapa waktu lalu, dua orang muda-mudi sedang asyik bercumbu di bawah pohon waru besar. Sang pria pamit untuk buang air kecil, namun ketika kembali ia tak menemukan kekasihnya. Bahkan setelah ditunggu berjam-jam sang kekasih itu tak pula kunjung datang. Karena putus asa, lelaki yang sebut saja bernama Asikin itu langsung pulang.
Esok harinya, dengan keluarganya dan keluarga pacarnya ia kembali mencari-cari ke setiap pelosok kebun tersebut. Hasilnya tetap nihil, bahkan saat itu petugas keamanan Kebun Raya pun ikut membantu mencari gadis yang hilang tadi. Sayang, hingga hari menjelang sore sang gadis tetap tidak diketahui di mana rimbanya. Lalu seorang petugas keamana berinisiatif minta bantuan juru kunci makam Ratu Galuh. Setelah diselidiki sang juru kunci, gadis yang sebut saja bernama Dina itu, ternyata masih ada di sekitar Kebun Raya.
Dari hasil komunikasi juru kunci dengan makhluk gaib penghuni Kebun Raya diketahui, ternyata Asikin dan Dina, beberapa saat sebelum Dina menghilang keduanya sempat melakukan perbuatan tidak senonoh. Mereka sempat melakukan hubungan layaknya suami isteri. Dengan sangat menyesal, Asikin mengakui segala perbuatannya. Melalui proses yang cukup rumit, akhirnya juru kunci pun mempersilahkan mereka kembali.
"Jika penghuni gaib itu, mengampuni perlakuan kalian, Dina akan kembali besok sore. Namun jika tidak Dina akan menjadi budak di alam gaib," tutur Abdurrahman.
Kebun Raya Bogor memang menyimpan sejuta misteri, beberapa tempat angker di sana masih dihuni makhluk halus sebagai tempat tinggal mereka.
Syukur, nasib Dina masih beruntung. Setelah empat hari raib ia kembali terlihat di areal Kebun Raya. Namun kondisi Dina saat itu sangat mengkhawatirkan, ia seperti orang kehilangan akal. Tertawa cekikikan seperti kuntilanak dan kadang menangis tersedu seperti orang sakit hati. Akhirnya Dina dikembalikan pada keluarganya.

Jangan Sembrono
Abdurrahman menyarankan agar pengunjung Kebun Raya tidak sembrono dan jangan sekali-kali berlaku tidak senonoh. Kalaupun kelakuan tak senonoh itu tidak diketahui orang lain, namun hal itu tetap diketahui makhluk halus penghuni Kebun Raya ini. "Kebun ini dibangun sebagai tempat rekreasi dan istirahat keluarga.Kalau pun mau pacaran silahkan, tapi jangan kelewatan," tuturnya.
Masih menurut penuturan Abdurrahman, kerajaan makhluk halus penghuni Kebun Raya Bogor khususnya dan seluruh kota Bogor umumnya sebenarnya terpusat di makam Ratu Galuh. Dalam sejarah tak tertulis Kerajaan Galuh Pakuan, Ratu Galuh dipercaya sebagai permaisuri  Prabu Siliwangi. Sayang, tak secuilpun catatan tersimpan yang dapat membuktikan eksistensi Ratu Galuh sebagai isteri Sang Prabu Siliwangi. Bahkan keberadaan sang prabu sendiri masih menjadi pertanyaan di masyarakat. Namun demikian toh masyarakat Jawa Barat (Sunda-Red.) tetap mengakui eksisteni Prabu Siliwangi sebagai raja dan cikal bakal nenek moyang mereka.
Bahkan, beberapa kalangan spiritualis meyakini, Kebun Raya Bogor semula adalah Taman Sipatahunan, Taman Sari dari kerajaan Galuh Pakuan.Seiring dengan hancurnya kerajaan itu, mereka seakan ingin meninggalkan bukti kepada para penerusnya, bahwa di tanah itu pernah ada suatu kerajaan yang besar dan berjaya. Oleh karena itu jangan heran, jika pada bulan-bulan tertentu banyak para sepuh yang datang ke Kebun Raya Bogor untuk mengambil air Sipatahunan, air kehidupan yang diyakini hanya keluar sekali dalam setahun.
Sumur tua yang bernama Sumur Sipatahunan inisering luput dari perhatian orang. Maklum, untuk melihat sumur tersebut orang harus melewati jembatan gantung yang sangat menakutkan. Bila diinjak, jembatan itu akan bergoyang-goyang.
Konon, setiap bulan maulud atau Rabiul Awwal dan bulan Suro atau Muharram banyak pengunjung yang ingin mengambil air dari sumur ini. Mereka percaya, air tersebut dapat menyucikan jiwanya.Terlebih, ada anggapan bila air tersebut mempunyai beberapa kelebihan.
Menurut keterangan Abdurrahman, rasa air sumur tua itu bila diminum akan berbeda-beda rasanya antara orang yang satu dengan yang lain. Padahal mereka meminumnya pada waktu yang bersamaan.
Sedangkan khasiatnya, masih kata Abdurrahman, air tersebut dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang diderita seseorang. Air tersebut sangat manjur untuk menyembuhkan sakit mata (rabun) dan penyakit hilang ingatan. Itulah sebabnya, sumur tua itu sering didatangi oleh pengunjung yang ingin sembuh dari penyakitnya pada kedua bulan yang dianggap sacral itu untukdiambilberkahnya. (Asep)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar